LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI CAMPURAN ZAT YANG TIDAK
DIKETAHUI MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI KERTAS
Guru Pembimbing :
Khoiro
Mahbubah, S.pd
Disusun oleh :
1.
Erlita Ahba (11)
2.
Jauharatul Wardah (15)
3.
Mega Islamiyah (18)
4.
Siti Maisyaroh (27)
X-MIA2
SMA ASSA’ADAH SAMPURNAN BUNGAH TAHUN AJARAN 2014-2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah
laporan praktikum yang berjudul “Kromatografi Kertas ”
Dalam menulis karya laporan ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala–kendala,
sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Guru
Pembimbing dan
semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Disini penulis juga
sampaikan, jika seandainya dalam laporan ini terdapat hal – hal yang tidak
sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,
kritikan, dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat dicapai dengan
sempurna.
Bungah, 18 November
2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Tujuan
Penulisan
1.4
Manfaat
Penulisan
1.5
Hipotesis
BAB 11.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan
Teori
2.1.1
Pengertian
kromatografi
2.1.2
Kromatografi Kertas
BAB 111. METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Waktu
dan tempat
3.2
Alat
dan bahan
3.3
Prosedur
kerja
BAB 1V. HASIL PENGAMATAN
4.1
Hasil pengamatan
4.2
Pembahasan
4.3
Analisa data
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kromatografi merupakan metode analisis
campuran atau larutan senyawa kimia dengan absorpsi memilih pada zat penyerap,
zat cair dibiarkan mengalir melalui kolom zat penyerap, misalnya kapur, alumina
dan semacamnya sehingga penyusunnya terpisah menurut bobot molekulnya, mula-mula
memang fraksi-fraksi dicirikan oleh warna-warnanya.
Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok
kromatografi planar, dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam
bentuk bidang (umumnya bidang datar) yaitu benuk kertas. Seluruh
bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada
padatan) dan fase
gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan
membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang
berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.
Kromatografi kertas merupakan analisis kromatografi
dengan kertas sebagai penyerap selektif dapat sebagai sobekan kertas yang
bergantung dalam larutan contoh atau sebagai lingkaran yang pada pusatnya
ditempatkan larutan yang akan dianalisis. Berdasarkan uraian di atas, maka
pembahasan berikut akan membahas tentang cara pemisahan dan menentukan pigmen
warna dengan metode kromatografi kertas.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana cara pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas?
- Bagaimana mengetahui pigmen warna dalam tinta dengan menggunakan metode kromatografi kertas?
1.3 Tujuan penelitian
Praktikum ini bertujuan
untuk kromatografi bertujuan untuk mengetahui cara memisahkan dan
mengidentifikasi campuran berbagai jenis tinta pada kertas kromatografi.
1.4 Manfaat penelitian
Dengan adanya praktikum kromatografi kita
bisa menambah wawasan. Serta manfaat yang akan kita peroleh dalam praktikum ini
adalah mengetahui lebih rinci bagaimana hal tersebut bisa tejadi dan dapat
digunakan pada kehidupan sehari-hari.
1.5 Hipotesis
Adapun hipotesis pada praktikum ini adalah
terjadi kemungkinan warna yang akan nampak bermacam-macam warna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel
Tswett, seorang ahli dari Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk
memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Tswett sendiri
mengantisipasi penerapan pada beraneka ragam sistem kimia. Seandainya karyanya
segera ditanggapi dan diperluas, beberap bidang sains mungkin akan lebih cepat
maju. Demikianlah kromatografi tetap tersembunyi sampai sekitar tahun 1931,
ketika pemisahan karotenatumbuhan dilaporkan oleh ahli sains organik terkemuka
yaitu Kuhn. Penelitian ini menarik lebih banyak perhatian dan kromatografi
adsorsi menjadi meluas pemakaiannya dalam bidang kimia hasil alam.
Day dan Underwood, Menyatakan dalam kromatografi,
komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam.
Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul
campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada
kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari
sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas
oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam
sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya
kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai
bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti.
Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran semula akan berpindah
tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet
noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya
dapat terlihat (Day dan Underwood, 2001).
Consden, Gordon dan Martin, memperkenalkan teknik
kromatografi kertas yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam.
Kertas merupakan selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau
pelarut polar lainnya. Bla air diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk
lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berpran
sebgai penyngga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara
struktur pori kertas (Consden, Gordon dan Martin 1994).
2.1
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian Kromatografi
Kromatografi
adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan
antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang
berada pada larutan atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses
migrasi diferensial dinamis dalam system yang terdiri dari dua fase atau lebih,
salah satunya bergerak sacara berkesinambungan dalam arah tertentu dan dan di
dalamnya zat-zat itu menunjukan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan
adsorbs, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul, atau kerapatan muatan
ion, dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat di identifikasi
atau ditetapkan dengan metode analitik.
Dalam teknik kromatografi, sampel yang merupakan
campuran dari berbagai macam komponen ditempatkan dalam situasi dinamis, dalam
system yang terdiri dari fase dian dan fase bergerak. Semua pemisahan pada
kromatografi tergantung pada gerkan relative dari masing-masing komponen di
antara dua fase tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan (terhambat) lebih
lemah oleh fase diam akan bergerak lebih cepat daripada komponen yang tertahan
lebih kuat. Perbedaan gerakan (mobilitas) antara komponen yang satu dengan yang
lainnya disebabkan oleh perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan atau
penguapan dia antara kedua fase. Jika perbedaan-perbadaan ini cukup besar, maka
akan terjadi pemisahn secara sempurna. Oleh karena itu dalam kromatografi,
pemilihan terhadap fase bergerak maupun fase diam perlu dilakukan sedemikian
rupa sehingga semua komponen bisa bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda
agar dapat terjadi pemisahan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi
adalah suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam system dimana komponen-komponen
dalam cuplikan ditahan secara selektif oleh fase diam.
Kromtografi
dapat di golongkan dapat digolongkan berdasrkan fase yang terlibat antar lain;
- Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert
- Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang dapat menyerap/mengadsorpsi.
- Kromatografi cai-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert.
- Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa gas sedangkan fase diamnya berupa padat an yang amorf yang dapat menyerap.
Kromatografi juga dapat didasarkan atas prinsipnya, misalnya
kromatografi partisi (partition chromatography) dan kromatografi serapan (adsorption chromatography).
Fase Bergerak
|
Fase Diam
|
Prinsip
|
Teknik Kerja
|
Gas
|
Padat
|
Adsorpsi
|
Kromotografi gas-padat
|
Cair
|
Padat
|
Adsorpsi,
Partisi
|
Kromatografi kolom, KLT, kromatografi kertas
|
Cair
|
Cair
|
Partisi
|
Kromatografi kolom, KLT, kromatografi kertas
|
Gas
|
Cair
|
Partisi
|
Kromatografi gas-cair
|
Sumber: www.laporan
kromatografi kertas
2.1.2 Kromatografi Kertas
Teknik kromatografi kertas diperkenalkan
oleh Consden, Gordon dan Martin (1994), yang menggunakan kertas saring sebagai
penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang memiliki afinitas
terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bla air di adsorbsikan pada kertas, maka
akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran
kertas berpran sebgai penyngga dan air bertindak sebagai fase diam yang
terserap diantara struktur pori kertas.
Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran
dari pelarut organic dan air, akan mengalir menbawa noda cuplikan yang di
depositkan pada kertas dengan kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi
berdasarkan partisi masing-masing komponen diantara fase diam dan fase
bergeraknya.
Kromatografi kertas digunakan baik
untuk analisi kulitatif maupuk kuntitatuf. Senyawa-senyawa yang dipisahkan
kebnyakan bersifat sangat polar, misalnya asam-amino, gula-gula, dan
pigmen-pigmen alam. Terdapat tiga metode pengembangan pada kromatografi kertas,
yaitu:
- Metode Penaikan (Ascending)
Kertas digantung sedemikian rupa sehingga bagian
bawah kerta tercelup pada pelarut yang terletak didasar bejana. Noda harus
diusahakan tidak sampai tercelup karena dapat larut dalam pelarut. Pelarut akan
naik melalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler menggerakkan komponen dengan
jarak yang berbeda-beda.
- Metode Penurunan (Descending)
Kertas digantung dalam bejana dengan ujung
dimana aliran mulai bergerak dicelupkan dalam palung kaca yang berisi pelarut.
Pelarut bergerak turun membawa komponen melalui gaya kapiler dan gaya
gravitasi.
- Metode mendatar (Radial)
Matode ini sangat berbada dari sebelumnya. Biasanya
kertas dibentuk bulat yang tengahnya diberi sumbu dari benang atau gulungan
kertas. Noda ditempatkan pada pusat kertas kemudian pelarut akan naik melalui
sumbu sehingga membasahi kertas untuk kemudian mengembang melingkar membawa
komponen yang dipisahkan.
Bila permukaan pelarut telah mengembang atau
bergerak pada batas tertentu, maka kertas dikelurkan dari bajana dan batas
kertas pelarut diberi tanda lalu dikeringkan. Jika senyawa yang akan dipisahkan
berwarna akan Nampak seperti noda-noda yang terpisah. Tetapi jika komponen zat
tidak berwarna (umumya senyawa organic) maka dapat dideteksi dengan cara fisika
atau kimia .
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Pada tanggal 14 September
2014.
3.1.2 Di laboratorium SMA
Assa’adah Sampunan Bungah Gresik.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1. Alat - Alat
- Gelas Kimia 100 ml 1 buah
- Kertas Saring 5 buah
- Penggaris 1 buah
- Pensil 1 buah
- Gunting 1 buah
3.1.2. Bahan - Bahan
- Tinta Hitam secukupnya
- Tinta Biru secukupnya
- Tinta Merah secukupnya
- Tinta hijau secukupnya
- Tinta coklat secukupnya
- Air Suling secukupnya
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1. Dalam pelarut air suling
- Dipotong kertas saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 6 cm
- Diberi tanda batas pada bagian atas dan bawah 1 cm
- Diberi noda atau tinta
- Dimasukkan dan digantung dalam gelas kimia yang berisi 10ml air suling
- Ditunggu hingga pelarutnya tidak dapat naik
- Dikeringkan kertas saringnya
- Dan diamati warna apa saja yang nampak setelah percobaan.
- Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
(a) (b)
(Gambar a dan b: Kromatografi Kertas)
No.
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Spidol warna merah setelah dicelupkan menghasilkan
warna merah muda, jingga, oranye, dan kuning.
|
2.
|
Spidol warna hitam setelah dicelupkan menghasilkan
warna ungu, coklat, biru muda, dan hijau tosca.
|
3.
|
Spidol warna hijau setelah dicelupkan menghasilkan
warna hijau tosca, hijau muda, dan biru muda.
|
4.
|
Spidol warna coklat setelah dicelupkan
menghasilkan warna coklat muda, ungu, dan kuning.
|
5.
|
Spidol warna Biru setelah dicelupkan menghasilkan
warna biru muda, ungu, dan hijau tosca.
|
4.3 Pembahasan
Kromatografi kertas merupakan
analisis kromatografi dengan kertas sebagai penyerap selektif dapat sebagai
sobekan kertas yang bergantung dalam larutan contoh atau sebagai lingkaran yang
pada pusatnya ditempatkan larutan yang akan dianalisis.
Pada percobaan ini,
Kromatografi kertas terbagi dalam 3 tahap yaitu tahap penotolan, pengembangan
dan identifikasi. Di mana fase diamnya adalah air yang terikat pada kertas
(selulosa) dan fase geraknya adalah larutan pengembang dari campuran air.
Pada tahap penotolan, kertas
saring yang digunakan adalah kertas saring whatman karena mempunyai pori - pori
yang besar sehingga noda dapat merembes dengan cepat dan teratur. Garis awal
pada kertas dengan menggunakan pensil karena pensil terbuat dari grafit yang
tidak larut dalam eluen sedangkan jika tinta pulpen maka tinta pulpen akan
larut yang dapat mengganggu penampakan noda. Penotolan sampel larutan standar
logam nitrat (AgNO3, Pb(NO3)2 dan Hg(NO3)2)
diusahakan tidak terlalu banyak karena akan mempengaruhi besar spot. Spot yang
terlalu besar tidak baik untuk penampakan noda karena nodanya dapat melebar
kesamping atau ke bawah.
Pada
tahap pengembangan, kertas yang berisi totolan dimasukkan ke dalam larutan
pengembang. Totolan cuplikan diusahakan tidak terendam dalam eluen karena akan
melarut dalam pelarut dan menjadi rusak sehingga tidak dapat diidentifikasi
lagi. Kertas tidak boleh menyentuh dinding wadah karena dapat mempengaruhi
perambatan noda.
4.3 Analisa Data
Kromatografi kertas ini digunakan untuk menegtahui
komponen-komponen penyusun warna dari spidol tersebut
1) Warna merah tersusun dari warna merah
muda dan kuning
2) Warna hitam tersusun dari warna
ungu, cokelat, dan biru
3) Warna biru tersusun dari warna
biru mudah dan ungu
4) Warna hijau tersusun dari warna
biru dan kuning
5) Warna cokelat tersusun dari warna
biru, hitam
Warna-warna
yang terurai ini akibat dari proses pemurnian yang merupakan komponen satu
warna dan naiknya air menyebabkan komponen penyusunan warna terurai. Komponen-komponen warna akan terpisah satu sama
lain berdasarkan perbedaan daya serapnya pada kertas.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa:
1) Kromatografi kertas merupakan jenis kromatografi
cair-cair, di mana fase diamnya adalah lapisan tipis air yang terserap oleh
kertas.
2) Kromatografi kertas terbagi dalam 3 tahap yaitu
tahap penotolan, pengembangan dan identifikasi.
3) Pada percobaan ini, fase diamnya adalah air yang
terikat pada kertas (selulosa) dan fase geraknya adalah larutan pengembang dari
campuran air, n-butanol dan etil asetoasetat serta asam asetat glasial.
4) Kromatografi kertas ini digunakan
untuk mengetahui komponen-komponen penyusun warna dari spidol.
5) Warna-warna yang terurai ini
akibat dari proses pemurnian yang merupakan komponen satu warna dan naiknya air
menyebabkan komponen penyusunan warna terurai.
6) Komponen-komponen warna akan
terpisah satu sama lain berdasarkan perbedaan daya serapnya pada kertas
5.2
Saran
Adapun saran yang dari penulis adalah
dalam pelaksaan praktikum, hendaknya siswa dapat belajar dan bekerja dengan
baik dan mengikuti praktikum dengan baik. Agar mahasiswa lebih memahami apa
yang di praktikumkan dan mengerti tujuan dari praktikum. Perlunya bimbingan materi
yang baik, sehingga permasalahan dan tujuan dapat terselesaikan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Dede. 2008. Modul
Analisis Pemisahak (Kromatografi). Bandung: Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung (diakses pada
tanggal 17 November 2014).
Rusmana. 2009. Jurnal
Analisa Pemisahan (Kromatografi Kertas dan Thin Layer Chromatography). Bandung:
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung (diakses pada tanggal 18 November
2014)
Clark, Jim. 2007.
Kromatografi Kertas. (online): http://www.chem-istry.org/
materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_kertas (diakses pada
tanggal 18 November 2014)
Mengapa warna hitam cenderung menghasilkan banyak warna lainnya?
BalasHapus